NAMA: YONGGA JULIO FIRDAUS
NPM: 27111569
KELAS: 3KB04
SILOGISME
Silogisme termasuk dalam penalaran deduktif.
Deduktif merupakan salah satu teknik untuk mengambil simpulan dalam sebuah
karangan. Sebenarnya jenis silogisme banyak, tetapi yang dibahas di sini hanya
satu jenis, yaitu silogisme golongan ada yang mengistilahkan silogisme
kategorial.
Dalam silogisme terdapat dua premis dan satu
simpulan. Premis merupakan pernyataan yang dijadikan dasar untuk menarik
simpulan. Kedua premis itu adalah premis umum (premis mayor) dan premis khusus
(premis minor).
Premis umum (PU)
: berisi pernyataan yang menyatakan semua anggota kelompok
atau kumoulan sesuatu
yang memiliki sifat atau ciri
tertentu.
Premis Khusus
(PK) : menyatakan seseorang atau sesuatu anggota kelompok atau
kumpulan sesuatu itu
Simpulan (P)
: menyatakan seseorang atau
sesuatu anggota kelompok sesuatu itu memiliki sifat atau
ciri tertentu.
Jika
ketentuan-ketentuan di atas dibuat rumus akan menjadi:
PU
: Semua A = B
PK
: Semua C = A
S
: Semua C = B
Contoh I:
PU
: Semua profesor pandai.
PK
: Pak Adit adalah profesor.
S
: Pak Adit pasti orang pandai.
Keterangan:
Semua A
: kelompok atau kumpulan sesuatu itu
= semua profesor
B : kelompok
sesuatu itu memiliki sifat atau ciri tertentu
= pandai
C : seseorang
atau sesuatu anggota kelompok itu
= Pak Adit
Contoh II:
PU
: Binatang menyusui melahirkan anak dan tidak bertelur.
PK
: Kerbau binatang menyusui.
S
: Kerbau melahirkan anak dan tidak bertelur.
Catatan: Kata
“semua” dapat tidak disebutkan atau dapat juga diganti dengan kata “setiap”
atau “tiap-tiap”
Contoh III:
PU
: Setiap orang asing harus memiliki izin kerja, jika ingin bekerja di
Indonesia.
PK
: Peter White itu orang asing.
S
: Jadi, Peter White harus memiliki izin kerja jika ingin
bekerja di Indonesia.
Silogisme Negatif
Jika salah satu
premis dalam silogisme bersifat simpulannya pun akan bersifat negatif pula.
Biasanya pernyataan negatif digunakan kata “tidak”, “tak”
Contoh I:
PU
: Semua penderita penyakit gula tidak boleh banyak makan makanan
berepung
PK
: Pak Badu penderita penyakit gula
S
: Jadi, Pak Badu tidak boleh banyak makan makanan bertepung
Silogisme adalah
merupakan suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Dan silofisme itu
di atur dalam dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).
Kemudian silogisme mempunyai beberapa macam jenisnya, yaitu diantaranya sebagai
berikut.
Jenis-jenis
silogisme
1. silogisme
katagorial
2. silogisme
hipotetik
3. silogisme
alternatif
4. entimen
5. silogisme
disjungtif
Dari berbagai
jenis silogisme diatas, memiliki arti yang berbeda, yang pertama yaitu :
1. Silogisme
katagorial
Silogisme ini
merupakan silogisme dimana semua proporsinya merupakan katagorial. Kemudian
proporsisi yang mengandung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat
dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan
premis minor (premis yang termnya menjadi subjek).
Contoh :
- semua makhluk
hidup pasti mati (premis mayor/premis umum)
- koala adalah
hewan yang dilindungi (premis minor/premis khusus)
- koala pasti
akan mati (konklusi/kesimpulan)
2. Silogisme
hipotetik
Yang dimaksud
dengan silogisme hipotetik itu adalah suatu argumen/pendapat yang premis
mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi
katagorik.
Contoh :
- Apabila lapar
saya makan roti (mayor)
- Sekarang lapar
(minor)
- Saya lapar
makan roti (konklusi)
3. Silogisme
alternatif
Silogisme
alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi
alternatif. Proposisi alternatif itu bila premis minornya membenarkan salah
satu alternatifnya.
Contoh :
- Dimas tinggal
di bogor atau surabaya
- Dimas tinggal
di surabaya
- Jadi, dimas
tidak tinggal di bogor
4. Entimen
Silogisme ini
jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam tulisan maupun lisan.
Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulannya.
Contoh:
- Jodi berhak
mendapatkan peringkat satu karena dia telah berusaha keras dalam belajar.
- Jodi telah
berusaha keras dalam belajar, karena itu jodi layak mendapatkan peringkat satu.
5. Silogisme
disjungtif
Silogisme
disjungtif merupakan silogisme yang premis mayornya merupakan disjungtif,
sedangkan premis minornya bersifat kategorik yang mengakui atau mengingkari
salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor.
Contoh :
- Devan masuk
sekolah atau tidak. (premis 1)
- Ternyata devan
tidak masuk sekolah. (premis 2)
- Ia tidak masuk
sekolah. (konklusi).
Paragraf itu
adalah merupakan susunan kata dari beberapa kalimat yang terjalin utuh,
sehingga didalamnya mengandung gagasan utama. Kemudian paragraf itu di bedakan
menjadi dua, yaitu paragraf deduktif dan paragraf deduktif. Paragraf dedukti
dan induktif merupakan contoh paragraf yang dilihat dari letak gagasan
utamannya, sedangkan yang dimaksud dengan Paragrafi nduktif adalah paragraf
yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa yang khusus, untuk menuju
kepada kesimpulan umum, yang mencakupsemuaperistiwakhusus di atas.
ENTIMEM
Entimem adalah silogisme yang diperpendek. Entimen
tidak peerlu menyebutkan premis umum, tetapi langsung mengetengahkan simpulan
dengan premis khusus yang menjadi penyebabnya.
Rumus entimem : C
= B, Karena C = A
Contoh :
Silogisme :
PU
: Pegawai yang baik tidak mau menerima suap.
PK
: Ali pegawai yang baik.
S
: Ali tidak mau menerima suap.
Entimem
Ali tidak mau
menerima suap, karena ia pegawai yang baik.
Penjelasan:
C
= Ali ;ia
B
= tidak mau menerima suap
A
= pegawai yang baik
C = B, karena C =
A
Contoh di atas
silogisme yang dijadikan entimen. Jika entimen dapat dikembalikan menjadi
silogisme
Contoh :
Entimem :
Badu harus
bekerja keras, karena ia orang yang ingin sukses.
C
: Badu
B
: harus bekerja keras
A
: orang yang ingin sukses
Silogisme :
PU
: Semua orang yang ingin sukses harus bekerja keras.
PK
: Badu orang yang ingin sukses.
S
: Maka, Badu harus bekerja keras.
Entimem atau
Enthymeme berasal dari bahasa Yunani “en” artinya di dalam dan “thymos” artinya
pikiran adalah sejenis sylogisme yang tidak lengkap, tidak untuk menghasilkan
pembuktian ilmiah, tetapi untuk menimbulkan keyakinan dalam sebuah entimem,
penghilangan bagian dari argumen karena diasumsikan dalam penggunaan yang lebih
luas, istilah "enthymeme" kadang-kadang digunakan untuk menjelaskan
argumen yang tidak lengkap dari bentuk selain silogisme.Menurut Aristoteles
yang ditulis dalam Retorika, sebuah "retorik silogisme" adalah
bertujuan untuk pembujukan yang berdasarkan kemungkinan komunikan berpendapat
sedangkan teknik bertujuan untuk pada demonstrasi
Contoh Entimem
My: Proses
fotosintesis memerlukan sinar matahari
Mn: Pada malam
hari tidak ada matahari
K: Pada malam
hari tidak mungkin ada fotosintesis.
My: Anak-anak
yang berumur di atas sebelas tahun telah mampu berpikirformal.
Mn: Siswa kelas
VI di Indonesia telah berumur lebih dari sebelas tahun
K : Siswa
kelas VI di Indonesia telah mampu berfikir formal
sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar